Sebuah Halaman dalam BUKU KEHIDUPAN

Dear Sahabats,

Tahun 2005 adalah titik terendah dalam hidupku.
Serangkaian peristiwa buruk membawaku kepada keputusasaan , kepahitan dan kekecewaan yang mendalam.

Ya…
Aku marah kepada Tuhan, kenapa hal ini terjadi?
Kujalani hari demi hari tanpa terlewatkan pikiran untuk mengakhiri hidupku.

Aku lelah, aku kosong, aku merasa hidup ini sia-sia.

 

Sahabats yang dikasihi Tuhan,

Seorang hamba Tuhan pernah berkata,
”Hidup kita, hari demi hari telah tercatat dalam bukunya Tuhan.”

Ya…
Buku Kehidupan yang memuat Cerita Kehidupan-ku,
yang telah ditulis & dirancang oleh Sang Maha Perancang bagi setiap kita, ciptaanNya.

Tapi tahukah anda,
Apapun yang terjadi di pertengahan buku, satu hal yang pasti,
Tuhan telah merancang buku kehidupan kita berakhir dengan baik.
Ya,
Tuhan tidak pernah merancangkan akhir yang buruk bagi kita.
Dia selalu merancangkan yang terbaik.

Walau di pertengahan buku, kita mengalami keburukan,
tetap Tuhan telah merancangkan buku itu berakhir dengan baik.

Akan tetapi saat itu,
Jujur, kedaginganku menerka bahwa ini adalah akhir dari kehidupanku.
Sebaiknya aku mati saja, biar beban itu lepas, biar rasa malu itu terhapuskan.

 

Sahabats perhatikan baik,

Puji Tuhan, aku tidak mengambil keputusan itu.
Karena ternyata, peristiwa tersebut hanyalah sebuah halaman dalam Buku Kehidupan-ku.
Itu bukan akhir dari cerita, itu bukan akhir dari hidupku.

Itu hanya sebuah halaman dalam Buku Kehidupanku.

Dan begitu aku memutuskan untuk meninggalkan “Halaman Kekecewaan & Keputusasaan”ku,
Aku memasuki halaman yang baru yang Tuhan telah sediakan untukku.
Ya, halaman yang penuh kesempatan baru, penuh berkat baru, penuh kebahagiaan baru.

Aku mengalami perjumpaan dengan Tuhan, aku bertobat, aku lahir baru,
dan perlahan-lahan hidupku Tuhan ubahkan menjadi indah.
Aku berjumpa istriku, kami hidup bahagia sebagai keluarga dalam Perjanjian BerkatNya,
kami bersama-sama melayani Tuhan dengan antusias & penuh rasa syukur.
Oh sungguh indah.

Kini aku mengerti, yang waktu itu aku belum mengerti.
Setelah memasuki halaman-halaman selanjutnya, baru kumengerti.
Seperti puzzle yang baru bisa terpasang setelah puzzle-puzzle sebelumnya terpasang.

Ya,
bahwa keterpurukanku adalah kebaikan bagiku.
Keterpurukanku, mengenalkanku kepada Tuhan, mengubahku menjadi orang yang lebih baik,
& membawaku kepada kehidupan yang jauh lebih bahagia.

Ya,
Keburukan yang menimpaku,
jika menghasilkan kebaikan bagiku,
adalah bukan keburukan, melainkan kebaikan.

Dashyat.

 

Akhirnya Sahabats,

Berapa banyak kita yang masih berdiam di “Halaman Kekecewaan & Kesedihan” kita?
Berapa banyak kita yang tidak mau beranjak ke halaman selanjutnya karena khawatir & takut akan masa depanmu?
Berapa banyak kita yang berada di comfort zone, dan enggan memasuki halaman-halaman selanjutnya?

Kuyakinkan kepadamu,
”Itu hanyalah sebuah halaman dan itu bukanlah AKHIR !”

Tinggalkan halaman itu, masukilah halaman yang baru.
Percayalah halaman baru itu pasti lebih baik daripada halaman sebelumnya.
Percayalah masa depan yang lebih baik telah disediakan Tuhan buat setiap kita.

Yang terbaik bukanlah yang lalu,
Yang terbaik bukanlah yang sekarang,
Yang terbaik ada di depanmu.

 
BSD, 23 Juni 09
Robby Hadisubrata

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *